Kamis, Agustus 14, 2008
PD aja kok repot
Klo ditanya apakah kamu Percaya Diri (PD), kbanyakan orang pada njawab "iya", tapi apa bener realitanya semua orang PD. Sejauh yang saya amati (ceile, sok peneliti), orang di sekitar saya sepertinya dibesarkan dlm kultur yang sedikit sekali mampu memupuk rada PD, bahkan untuk memulai sesuatu yang sederhanapun mereka sering jadi peragu dan cenderung menghindari resiko dengan mempersilahkan orang lain terlebih dahulu yang mengambil suatu kesempatan. Contoh yang sederhana aj misal klo dsuruh duduk depan, mengambil sesuatu, berbicara di dpn umum, tunjuk jari, tanya, kenalan, nyumbang hiburan spontanitas, dsb. Seorang anak yang semula berani bertanya dan berkenalan dg teman barupun saat remaja kadang seolah bermetamorfosa menjadi pemalu dan peragu. Saat seorang anak dibiasakan dg target keberhasilan tertentu, maka sebagian dari mereka seolah menjadi pribadi takut salah, takut ditolak, pemalu, enggan beda, minder, dsb. Tulisan ini bukan untuk mengupas lebih dalam tentang itu, cuma skedar mengingatkan bahwa PD itu sangat positif untuk menjadikan seseorang itu mjd berarti atau tidak. Karakter yang dibangun dari rasa PD yang besar akan menumbuhkan daya tarik yang besar bagi lingkungan. Pemimpin hebat di dunia ini pasti berasal dari pribadi yang memiliki kepercayaan diri yang kuat, selain ditunjang dg intelektual, skill, dan attitude yg baik. Bagi mereka yang kurang PD maka kePDan memang perlu dipelajari, dilatih melalui pembiasaan yang tentunya perlu modal awal yaitu keberanian. Mental berani salah adalah modal seseorang penemu "kebenaran baru", tapi kesalahan dsini bukanlah ketololan yang terulang. Seseorang harus memiliki pola sikap 3 N, yaitu Niteni (mengingat ingat), Niru (meniru), dan Nambahi (menambahkan) agar suatu kesalahan tdk terulang kembali, suatu kebenaran yang telah ada dapat ditiru, dan kebenaran yang ditiru tsb dapat disempurnakan/dimodifikasi agar lebih bermanfaat. Bagi jomblowan jomblowati yang masih terlunta lunta diluar sana, cobalah untuk tampil PD di lingkungan manapun, berani berkenalan dengan orang baru (tentunya dg cara yg simpati) dan berani memulai suatu pre-relationship baru yang diyakini bahagia. Buang smua ilusi-ilusi penolakan maupun ilusi kegagalan yang kamu takutkan. Berani coba=50% udah berhasil, tapi klo tidak mencoba=100% udah gagal. Btul?.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar